Options:

Kisah Anak Gembala yang Sholih

 

Di sebuah desa kecil di kaki gunung, hiduplah seorang anak bernama Hasan. Sejak kecil, ia sudah terbiasa membantu ayahnya menggembalakan kambing di padang rumput. Meskipun hidupnya sederhana, Hasan terkenal di desanya sebagai anak yang jujur, sopan, dan rajin beribadah.

Setiap pagi, setelah sholat Subuh, Hasan membawa kambing-kambing keluarganya ke padang rumput. Sambil menggembala, ia selalu membaca Al-Qur’an yang ia bawa di saku bajunya. Ia percaya, membaca ayat-ayat Allah akan membuat hatinya tenang dan rezekinya berkah.

Suatu hari, ketika Hasan sedang beristirahat di bawah pohon rindang, datanglah seorang saudagar kaya dari kota. Saudagar itu sedang kehausan dan lapar karena tersesat di perjalanan. Hasan pun segera memberikan bekalnya, meskipun itu adalah satu-satunya makanan yang ia bawa hari itu.

Saudagar itu kagum dengan kebaikan hati Hasan. Ia lalu mencoba menguji kejujuran anak itu.
“Hasan,” kata saudagar, “jika kau mau, jualkan padaku seekor kambing dari gembalaanmu. Katakan saja pada ayahmu bahwa kambing itu dimakan serigala.”

Hasan menunduk, lalu menjawab dengan tegas,
“Maaf, Tuan. Ayahku mungkin tidak tahu, tapi Allah Maha Tahu. Bagaimana aku bisa berbohong di hadapan-Nya?”

Mendengar itu, saudagar terdiam. Air matanya hampir jatuh. Ia sadar bahwa anak kecil ini memiliki iman yang lebih kuat daripada banyak orang dewasa.

Beberapa bulan kemudian, saudagar itu kembali ke desa Hasan. Ia membawa hadiah seekor sapi, uang, dan beberapa kitab untuk Hasan belajar agama. Ia berkata,
“Hasan, engkau telah mengajarkanku arti kejujuran dan takut kepada Allah. Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan.”

Hasan pun semakin rajin belajar. Bertahun-tahun kemudian, ia tumbuh menjadi seorang ulama dan pemimpin yang adil di desanya, dikenal sebagai “Hasan al-Gembala yang Sholih” — simbol kejujuran dan ketaatan kepada Allah.

Hasan, Anak Gembala yang Sholih

 


Di sebuah desa yang dikelilingi sawah dan gunung hijau, hiduplah seorang anak bernama Hasan.

Hasan tinggal bersama ayah dan ibunya di rumah kecil dari kayu.
Setiap pagi, setelah sholat Subuh, Hasan membantu ayahnya menggembalakan kambing di padang rumput.

Hasan suka sekali mengaji. Ia selalu membawa Al-Qur’an kecil di sakunya.
Saat kambing-kambingnya sedang makan rumput, Hasan duduk di bawah pohon sambil membaca ayat-ayat suci.

Suatu pagi yang cerah…

Hasan sedang beristirahat ketika datang seorang Pak Saudagar dari kota. Pak Saudagar terlihat kehausan dan kelaparan.

Hasan cepat-cepat mengeluarkan bekalnya: sepotong roti dan air minum.
“Silakan, Pak. Ini saja yang saya punya, tapi Bapak boleh memakannya,” kata Hasan sambil tersenyum.

Pak Saudagar terharu, lalu berkata,
“Hasan, maukah kamu menjual satu kambingmu padaku? Bilang saja pada ayahmu kalau kambing itu dimakan serigala.”

Hasan terkejut, lalu berkata dengan mantap:
“Tidak, Pak. Ayah saya mungkin tidak tahu, tapi Allah selalu tahu. Saya tidak mau berbohong.”

Pak Saudagar terdiam. Hatinyapun terasa hangat.
Ia pamit dengan senyum, lalu pergi.

Beberapa bulan kemudian, Pak Saudagar datang lagi.
Kali ini ia membawa seekor sapi, uang, dan buku-buku agama untuk Hasan.
“Hasan,” katanya, “Kau telah mengajariku arti kejujuran. Semoga Allah memberkahi hidupmu.”

Tahun demi tahun berlalu… Hasan tumbuh menjadi ulama yang bijak di desanya.
Semua orang mengenalnya sebagai Hasan al-Gembala yang Sholih.


Pesan untuk Anak-anak:

  1. Selalu jujur, walaupun tidak ada yang melihat.

  2. Takutlah kepada Allah, karena Allah selalu tahu apa yang kita lakukan.

  3. Berbuat baik, maka kebaikan akan kembali kepada kita.

Aku Anak Gembala

Lagu ini dinyanyikan oleh Tasya Kamila penyanyi cilik pada tahun 2013,Berikut liriknya :


Aku adalah anak gembala

Selalu riang serta gembira

Karena aku senang bekerja

Tak pernah malas atau pun lengah

Tra la la la la la la

Tra la la la la la la la la

Tra la la la la la la

Tra la la la la la la la la

Setiap hari kubawa ternak

Ke padang rumput di kaki bukit

Rumputnya hijau subur dan banyak

Ternakku makan tak pernah sedikit

Tra la la la la la la

Tra la la la la la la la la

Tra la la la la la la

Tra la la la la la la la la

Tra la la la la la la

Tra la la la la la la la la

Tra la la la la la la

Tra la la la la la la la la

La la la la la

La la la la la

Aku adalah anak gembala

Selalu riang serta gembira

Karena aku senang bekerja

Tak pernah malas atau pun lengah

Tra la la la la la la

Tra la la la la la la la la

Tra la la la la la la

Tra la la la la la la la la

Setiap hari kubawa ternak

Ke padang rumput di kaki bukit

Rumputnya hijau subur dan banyak

Ternakku makan tak pernah sedikit

Tra la la la la la la

Tra la la la la la la la la

Tra la la la la la la

Tra la la la la la la la la

Tra la la la la la la

Tra la la la la la la la la

Tra la la la la la la

Tra la la la la la la la la

Tra la la la la la la

Tra la la la la la la la la

Tra la la la la la la la la

Puisi "Langkah Ayah"

"Langkah Ayah"


 Di balik diam dan langkahmu yang tenang,

tersembunyi letih yang tak pernah kau terang,
kau genggam beban tanpa mengeluh,
menjadi benteng di kala kami rapuh.

Ayah,
tatapmu mungkin tak selalu bicara,
tapi setiap kerja kerasmu adalah cinta yang nyata,
kau ukir masa depan dengan keringat dan doa,
walau lelahmu jarang disapa.

Kau ajarkan arti tangguh dalam diam,
menjadi panutan tanpa tuntutan,
menyisipkan harap dalam tiap tindakan,
agar kami tumbuh penuh keyakinan.

Terima kasih, Ayah, atas segalanya,
atas kasih yang tak selalu dengan kata,
kau adalah pelindung yang setia,
pahlawan dalam senyap—penuh makna.

Karya : No Name

Puisi Pelita dalam Hening

"Pelita dalam Hening" 


Ibu,
engkaulah pelita dalam gelapku,
menyinari langkah kala aku ragu,
dengan doa yang tak pernah layu,
kau tuntun jiwaku menuju restu.

Tanganmu lembut, penuh cerita,
tentang luka yang kau sembunyikan dari mata,
agar aku tumbuh tanpa nestapa,
meski hatimu sering tak bersuara.

Dalam dekapmu, dunia menjadi teduh,
hangatmu mengusir segala keluh,
engkau ajarkan arti bersungguh,
meski dirimu sering letih dan luluh.

Wahai Ibu,
takkan cukup kata menebus jasamu,
hanya doa yang bisa kutitip padamu,
semoga surga selalu dekat denganmu.


Karya : No Name

Keberanian Seekor Domba Bernama Lilo

Di sebuah padang rumput hijau yang luas, hiduplah seekor domba kecil bernama Lilo. Ia berbulu putih bersih dan bertanduk kecil yang belum tumbuh sempurna. Lilo tinggal bersama kawanan domba lain dan dijaga oleh anjing gembala bernama Goro.


Lilo sering merasa takut. Ia takut tersesat, takut suara angin, bahkan takut pada bayangannya sendiri. Domba-domba lain kadang menertawakannya, tapi Goro selalu berkata, “Keberanian bukan berarti tidak takut, tapi berani meski sedang takut.”

Suatu hari, saat kawanan domba sedang merumput, awan gelap datang, angin bertiup kencang, dan hujan turun deras. Dalam kebingungan, seekor anak domba terjatuh ke sungai kecil yang mulai meluap.

Semua panik. Tak ada yang berani mendekat ke sungai. Tapi Lilo, meskipun gemetar, berlari ke tepi sungai. Ia menggapai ranting dan menjulurkannya ke anak domba yang hampir hanyut.

Dengan susah payah, Lilo menariknya ke daratan. Semua domba terkejut dan bersorak senang. Goro datang dan menepuk Lilo dengan bangga.

“Kau sudah jadi domba kecil yang berani,” kata Goro.

Sejak hari itu, Lilo tidak pernah meragukan dirinya lagi. Ia tahu, walaupun kecil dan penakut, ia bisa melakukan hal besar jika mengikuti kata hatinya.


Lirik Lagu Sorak-sorak bergembira

Sorak-sorak bergembira

Bergembira semua

Sudah bebas neg'ri kita

Indonesia merdeka

Indonesia merdeka (merdeka)

Republik Indonesia (Indonesia)

Itulah hak milik kita

Untuk s'lama-lamanya

Sorak-sorak bergembira

Bergembira semua

Sudah bebas neg'ri kita

Indonesia merdeka

Indonesia merdeka (merdeka)

Republik Indonesia (Indonesia)

Itulah hak milik kita

Untuk s'lama-lamanya

Ramadhan, Bulan Penuh Berkah

Ramadhan datang, penuh sinar cahaya,

Menyinari hati, menghapus duka,

Dalam heningnya malam yang penuh doa,

Kita bersujud, mencari ridha-Nya.


Lapar dan dahaga menjadi penawar,

Mengasah sabar, menjemput maaf-Nya,

Setiap langkah penuh makna dan harap,

Mendekatkan diri, dalam ibadah yang tulus.


Tangan-tangan yang memberi, hati yang berbagi,

Ramadhan mengajarkan arti sesungguhnya,

Bersyukur atas nikmat yang tak terhingga,

Dan merasakan derita saudara seiman.


Setiap malam, Al-Qur’an dibaca,

Tenteramkan jiwa, hadirkan cahaya,

Semoga Ramadhan ini penuh makna,

Membawa kita pada kemenangan-Nya.


Selamat menjalankan ibadah puasa,

Semoga Ramadhan membawa berkah,

Hati yang bersih, jiwa yang lapang,

Kita raih kemenangan yang abadi. 

Kisah Dewi Sri

Dewi Sri adalah dewi yang sangat dihormati dalam budaya Indonesia, khususnya di Jawa dan Bali, yang dikenal sebagai dewi padi dan kesuburan. Kisah Dewi Sri menyentuh kehidupan manusia, karena ia dianggap sebagai simbol kemakmuran dan kesejahteraan yang diperoleh dari hasil bumi, khususnya padi yang menjadi sumber utama pangan.

Pada zaman dahulu, di sebuah kerajaan yang subur, hiduplah seorang putri cantik bernama Dewi Sri. Dewi Sri bukan hanya dikenal karena kecantikannya, tetapi juga karena kebaikan hati dan kekuatan magis yang dimilikinya. Dewi Sri adalah putri dari Dewi Sriwati, seorang dewi kesuburan yang memerintah kerajaan langit, dan Dewa Brama, penguasa dunia manusia.

Namun, sebuah peristiwa besar terjadi ketika Dewi Sri jatuh cinta kepada seorang pemuda bernama Jaya, seorang pemuda yang sederhana namun tampan dan bijaksana. Mereka saling mencintai, meskipun ada banyak perbedaan antara keduanya. Jaya adalah petani muda yang berusaha keras menanam padi untuk memberi makan kepada rakyatnya. Namun, meskipun ia bekerja sangat keras, hasil ladangnya sering gagal karena bencana alam dan kekeringan yang melanda desa mereka.

Dewi Sri melihat kesulitan Jaya dan merasa kasihan. Suatu hari, dengan kekuatan magisnya, Dewi Sri turun dari langit untuk menemui Jaya di ladangnya. Ia memberinya biji padi yang sangat istimewa, yang bisa tumbuh subur di lahan mana pun, bahkan dalam kondisi yang sangat sulit sekalipun. Dewi Sri mengatakan, "Jika kamu menanam biji padi ini dengan penuh kasih sayang dan dedikasi, maka hasilnya akan melimpah ruah dan rakyatmu akan sejahtera."

Jaya mengikuti petunjuk Dewi Sri dan mulai menanam biji padi tersebut. Dalam waktu singkat, ladang yang sebelumnya gersang berubah menjadi hamparan padi yang hijau dan subur. Hasil panennya melimpah, dan desa mereka menjadi makmur. Semua orang yang tinggal di sana merasa bahagia dan bersyukur atas karunia yang diberikan Dewi Sri.

Namun, meskipun Dewi Sri dan Jaya hidup bahagia bersama, tak lama kemudian sebuah tragedi datang. Dewi Sri yang berasal dari dunia langit harus kembali ke tempat asalnya, karena tugasnya sebagai dewi kesuburan di kerajaan langit belum selesai. Sebelum pergi, Dewi Sri berjanji kepada Jaya bahwa dia akan selalu melindungi mereka, dan hasil padi akan tetap melimpah selama mereka menjaga kesuburan tanah dengan baik.

Dewi Sri akhirnya kembali ke langit, tetapi kisahnya tetap hidup di hati rakyat. Di setiap musim tanam, mereka mengenang Dewi Sri dengan upacara dan doa agar hasil padi tetap subur. Padi yang mereka tanam adalah simbol cinta dan pengorbanan Dewi Sri untuk kehidupan mereka.

Sejak itu, Dewi Sri tidak hanya dikenal sebagai dewi padi dan kesuburan, tetapi juga sebagai lambang cinta yang tulus dan pengorbanan. Kisahnya mengajarkan manusia tentang pentingnya menjaga hubungan dengan alam dan saling berbagi untuk kesejahteraan bersama. Hingga kini, Dewi Sri tetap dihormati dan diingat dalam setiap ritual pertanian, sebagai pengingat bahwa berkat dan kemakmuran datang dari tanah yang subur dan hati yang penuh kasih.

Demikianlah kisah Dewi Sri yang menjadi legenda abadi dalam budaya Indonesia.

Lirik Lagu Kereta Malam - Elvy Sukaesih

Pernah sekali aku pergi

Dari Jakarta ke Surabaya

Untuk menengok nenek di sana

Mengendarai kereta malam

Jug gicak gicuk gicak gicuk

Kereta berangkat

Jug gicak gicuk gicak gicuk

Hatiku gembira

Jug gicak gicuk gicak gicuk

Kereta berangkat

Jug gicak gicuk gicak gicuk

Hatiku gembira

Kebetulan malam itu cuacanya terang bulan

Kumelihat kiri kanan oh indahnya pemandangan

Sayang tak lama kantukku datang

Hingga tertidur nyenyak sekali

Wahai ketika aku terbangun

Rupanya hari pun sudah pagi

Hingga tiada aku sadari

Aku telah tiba di Surabaya

Jug gicak gicuk gicak gicuk

Kereta berhenti

Jug gicak gicuk gicak gicuk

Hatiku gembira

Jug gicak gicuk gicak gicuk

Kereta berhenti

Jug gicak gicuk gicak gicuk

Hatiku gembira

Kebetulan malam itu

Cuacanya terang bulan

Ku melihat kekiri kanan

Hai indahnya pemandangan

Sayang lama kantukku datang

Hingga tertidur nyenyak sekali

Wahai ketika aku terbangun

Rupanya hari pun sudah pagi

Hingga tiada aku sadari

Aku tlah tiba di Surabaya

Jug gicak gicuk gicak gicuk

Kereta berangkat

Jug gicak gicuk gicak gicuk

Hatiku gembira

Jug gicak gicuk gicak gicuk

Kereta berangkat

Jug gicak gicuk gicak gicuk

Hatiku gembira

Lirik Lagu Getuk

 Lagu Gethuk ciptakan oleh Manthos dan juga dinyanyikan oleh penyanyi keroncong wanita Waljinah.

lagu daerah yang berasal dari Yogyakarta.Berikut lirik lagu dan terjemahannya kedalam bahasa Indonesia :


Sore sore, padang mbulan

Sore sore terang bulan


Ayo konco, podo dolanan

Ayo teman-teman pada mainan


Rene rene, bebarengan

Ke sini bersama sama


Rame rame e…, do gegojegan

Beramai-ramai dengan seruan


Kae kae, rembulane

Itu itu padang bulan


Yen disawang, kok ngawe-awe

Jika dilihat kok mengundang


Koyo-koyo, ngelingake

Seperti seperti mengingatkan


Konco kabeh, ojo turu sore-sore

Teman-teman semua jangan tidur sore-sore


Gethuk, asale soko telo

Getuk asalnya dari ketela mas


Moto ngantuk, iku tambane opo

Mata mengantuk itu obatnya apa


E alah gethuk, asale soko telo

Halah halah getuk berasal dari ketela


Yen ra pethuk, atine rodo gelo

Jika enggak bertemu artinya sedikit marah


Ojo ngono mas, ojo ojo ngono

Jangan begitu mas, jangan begitu


Kadhung janji mas, aku mengko gelo

Terlanjur janji mas, aku nanti kecewa


Kae kae, rembulane

Itu itu padang bulan


Yen disawang, kok ngawe-awe

Jika dilihat kok mengundang


Koyo-koyo, ngelingake

Seperti mengingatkan


Konco kabeh, ojo turu sore-sore

Teman-teman jangan tidur sore-sore


Gethuk, asale soko telo

Getuk berasal dari ketela mas


Moto ngantuk, iku tambane opo

Mata mengantuk itu obatnya apa


E alah gethuk, asale soko telo

Halah halah getuk berasal dari ketela


Yen ra pethuk, atine rodo gelo

Jika enggak bertemu artinya sedikit marah


Ojo ngono mas, ojo-ojo ngono

Jangan begitu mas, jangan begitu


Kadhung janji mas, aku mengko gelo

Terlanjur janji mas, aku nanti kecewa

Daftar Kode Pos Kota Kediri

Berikut kami infokan kode pos di wilayah Kota Kediri Jawa Timur


Alamat / Nama Jalan                                                                                         Kode Pos

  1. Balowerti                                                                                                                64129
  2. Banjaran                                                                                                                64124
  3. Dandangan                                                                                                            64122
  4. Jagalan                                                                                                                  64125
  5. Kaliombo                                                                                                                64126
  6. Kampung Dalem                                                                                                    64126
  7. Kemasan                                                                                                                64125
  8. Manisrenggo                                                                                                          64128
  9. Ngadirejo                                                                                                                64122
  10. Ngronggo                                                                                                                64127
  11. Pakelan                                                                                                                   64123
  12. Pocanan                                                                                                                  64123
  13. Rejomulyo                                                                                                               64129
  14. Ringinanom(Ringin Anom)                                                                                      64129
  15. Semampir                                                                                                                64121
  16. Setonogedong (Setono Gedong)                                                                            64129
  17. Setonopande (Setono Pande)                                                                                64129 
  18. Jln. Adisucipto, No. Ganjil 53 dst Jawa Timur - Kec. Kediri Kota - KEDIRI         64122
  19. Jln. Adisucipto, No. Genap 60 dst Jawa Timur - Kec. Kediri Kota - KEDIRI     64122
  20. Jln. Ahmad Yani, Jendral Jawa Timur - Kec. Kediri Kota - KEDIRI                     64122
  21. Jln. Cutnyadin Jawa Timur - Kec. Kediri Kota - KEDIRI                                         64122
  22. Jln. Duryat, Kombes Pol Jawa Timur - Kec. Kediri Kota - KEDIRI                     64122
  23. Jln. Erlangga No. Ganjil Jawa Timur - Kec. Kediri Kota - KEDIRI                     64122
  24. Jln. Guyangan Jawa Timur - Kec. Kediri Kota - KEDIRI                                     64122
  25. Jln. Harun, Sersan KKO Jawa Timur - Kec. Kediri Kota - KEDIRI                     64122
  26. Jln. Hasanudin, No. Ganjil 19 dst Jawa Timur - Kec. Kediri Kota - KEDIRI     64122
  27. Jln. Hasanudin, No. Genap Jawa Timur - Kec. Kediri Kota - KEDIRI                 64122
  28. Jln. Hayam Wuruk No. Ganjil 23 dst Jawa Timur - Kec. Kediri Kota - KEDIRI 64122
  29. Jln. Hayam Wuruk No. Genap 22 dst Jawa Timur - Kec. Kediri Kota - KEDIRI 64122
  30. Jln. Imam Bonjol Jawa Timur - Kec. Kediri Kota - KEDIRI                                 64122
  31. Jln. Joyoboyo, No. Genap 2 - 12 Jawa Timur - Kec. Kediri Kota - KEDIRI         64122
  32. Jln. Mesjid Al Huda Jawa Timur - Kec. Kediri Kota - KEDIRI                                 64122
  33. Jln. Ngadisimo Utara Jawa Timur - Kec. Kediri Kota - KEDIRI                         64122
  34. Jln. Patiunus, No. Ganjil 1 - 7 Jawa Timur - Kec. Kediri Kota - KEDIRI                 64122
  35. Jln. Patiunus, No. Genap 2 - 18 Jawa Timur - Kec. Kediri Kota - KEDIRI         64122
  36. Jln. Pemuda Jawa Timur - Kec. Kediri Kota - KEDIRI                                         64122
  37. Jln. Polim, Panglima, No. Ganjil 1 - 17 Jawa Timur - Kec. Kediri Kota - KEDIRI 64122

Lirik Lagu Gundul-Gundul Pacul

Banyak yang mempercayai bahwa Sunan Kalijaga, salah satu dari Wali Songo (sembilan wali penyebar agama Islam di Jawa), adalah pencipta lagu "Gundul-Gundul Pacul." Lagu ini dianggap sebagai salah satu karya Sunan Kalijaga yang bertujuan untuk menyampaikan pesan moral dan ajaran agama Islam melalui seni musik dan lagu.

Sunan Kalijaga dikenal dengan pendekatannya yang kreatif dalam menyebarkan dakwah, termasuk menggunakan seni dan budaya lokal seperti wayang, gamelan, dan lagu-lagu rakyat untuk menarik perhatian masyarakat. Jadi, meskipun "Gundul-Gundul Pacul" termasuk dalam kategori lagu tradisional, banyak yang meyakini bahwa Sunan Kalijaga lah yang menciptakannya sebagai sarana dakwah.

Lagu ini biasa dinyanyikan sangat ceria dan biasa menggunakan nada A mayor.

Gundul-gundul Pacul dikategorikan lagu anak-anak dan seringkali dinyanyikan anak-anak dengan keceriaan.

Arti lagu Jawa Gundul-gundul ini mengandung makna agar seorang pemimpin tak lupa diri dalam mengemban sebuah amanat.

Berikut lirik dan arti lagu daerah Jawa Tengah Gundul-gundul Pacul yang seringkali dinyanyikan anak-anak.

LIRIK LAGU

Gundul gundul pacul cul

gelelengan

Nyunggi nyunggi wakul kul

gembelengan

Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan




Joko Tarub


Pada zaman dahulu, hiduplah seorang pemuda bernama Joko Tarub di sebuah desa yang dikelilingi oleh sawah dan hutan. Joko Tarub adalah seorang pemuda yang baik hati, tetapi hidupnya terasa kesepian karena ia belum menemukan pasangan hidup.

Suatu hari, ketika sedang berada di tepi sebuah danau, Joko Tarub melihat tujuh orang bidadari yang turun dari langit untuk mandi. Mereka datang dengan pakaian yang sangat indah dan mempesona. Joko yang terpesona dengan kecantikan para bidadari itu, kemudian bersembunyi di balik pohon untuk mengintip mereka.

Saat para bidadari sedang mandi, Joko Tarub melihat salah satu bidadari yang paling cantik dan memutuskan untuk mencuri salah satu pakaian bidadari tersebut. Setelah beberapa saat, para bidadari itu selesai mandi dan terbang kembali ke langit, kecuali bidadari yang pakaian terbangnya telah dicuri.

Bidadari yang bernama Nawang Wulan itu merasa kebingungan dan tidak bisa kembali ke langit tanpa pakaian terbangnya. Joko Tarub kemudian mendekatinya dan berpura-pura menolongnya. Tanpa tahu bahwa Joko adalah pencurinya, Nawang Wulan akhirnya mengikuti ajakan Joko untuk tinggal di desanya. Joko pun menikahi Nawang Wulan dan mereka hidup bersama dengan bahagia, bahkan dikaruniai seorang anak perempuan.

Namun, suatu hari, Nawang Wulan merasa curiga dengan tingkah Joko yang tak pernah memberitahunya bagaimana bisa memiliki pakaian terbang tersebut. Setelah lama hidup bersama, akhirnya Nawang Wulan mengetahui bahwa Joko yang telah mencuri pakaian terbangnya dan membuatnya tidak bisa kembali ke langit.

Dengan hati yang berat, Nawang Wulan akhirnya memutuskan untuk kembali ke alamnya, meskipun ia sangat mencintai Joko dan anak mereka. Sebelum pergi, ia berpesan agar Joko tidak pernah membuka rahasia yang telah ia simpan tentang pakaian terbang tersebut, karena jika Joko melakukannya, semuanya akan hancur.

Sejak saat itu, Joko Tarub merasakan kesedihan mendalam karena kehilangan istrinya, namun ia tetap menjaga anak mereka dengan penuh kasih sayang. Ia juga tidak pernah membongkar rahasia tentang pakaian terbang tersebut, seperti yang diminta oleh Nawang Wulan.

Setelah Nawang Wulan kembali ke langit, Joko Tarub merasa sangat kesepian. Ia terus merindukan istrinya yang cantik dan penuh kasih sayang. Joko selalu mengenang momen indah ketika mereka hidup bersama, namun ia tidak pernah berani membuka rahasia yang terkait dengan pakaian terbang Nawang Wulan.

Bertahun-tahun berlalu, dan Joko menjadi seorang petani yang sukses. Ia membesarkan anak perempuan mereka yang diberi nama Niken dengan penuh kasih sayang, meskipun dia tahu bahwa anaknya akan segera mengetahui kenyataan tentang ibunya yang bukan manusia biasa.

Suatu hari, ketika Niken sudah cukup dewasa, ia mendengar cerita dari seorang tetua desa tentang asal-usulnya yang sebenarnya. Niken akhirnya mengetahui bahwa ibunya adalah seorang bidadari yang datang dari langit, dan Joko Tarub adalah manusia biasa yang menyembunyikan pakaian terbang ibunya agar mereka bisa hidup bersama. Meskipun hati Niken terasa pilu mendengar kenyataan itu, ia tetap mencintai ayahnya dan menghargai perjuangan hidup mereka.

Namun, suatu peristiwa tak terduga terjadi. Suatu hari, saat Niken sedang berjalan di hutan, ia bertemu dengan seorang pria tua yang memberinya sebuah pesan dari langit. Pria tua itu mengatakan bahwa ibunya, Nawang Wulan, sangat merindukan Niken dan ingin bertemu lagi, tetapi hanya jika Niken bisa menemukan jalan menuju langit.

Dengan semangat yang baru, Niken memutuskan untuk mencari jalan menuju langit. Dalam pencariannya, ia menemui banyak rintangan dan ujian yang menguji keberanian serta ketabahannya. Namun, dengan doa dan usaha keras, Niken akhirnya berhasil mencapai sebuah tempat yang disebut Puncak Langit, tempat di mana para bidadari biasa turun ke bumi.

Di sana, Niken akhirnya bertemu kembali dengan ibunya, Nawang Wulan, yang sangat senang melihat anaknya. Meskipun Nawang Wulan tidak bisa tinggal di bumi bersama Niken, mereka berdua akhirnya berjanji untuk tetap menjaga hubungan mereka dalam bentuk yang berbeda. Nawang Wulan memberi Niken sebuah cincin ajaib sebagai tanda cinta yang tak terputus, yang dapat membuat Niken menghubunginya kapan pun ia merindukannya.

Ketika Niken kembali ke desa, ia menceritakan semua yang terjadi kepada ayahnya, Joko Tarub. Meskipun hati Joko masih terasa sedih karena kehilangan Nawang Wulan, ia merasa lega mengetahui bahwa anaknya akhirnya bertemu dengan ibunya.


Lirik Lagu Tanah Airku

Lagu "Tanah Airku" diciptakan oleh Ibu Sud, seorang komponis dan pencipta lagu asal Indonesia. Lagu ini pertama kali diperdengarkan pada tahun 1945 dan menjadi salah satu lagu kebangsaan yang sangat mencerminkan rasa cinta terhadap tanah air Indonesia.

Berikut adalah lirik lagu "Tanah Airku," yang diciptakan oleh Ibu Sud:


Tanah Airku


Tanah airku tidak kulupakan

Kan terkenang selama hidupku

Biarpun saya pergi jauh

Tidakkan hilang dari kalbu

Tanah airku, tanah yang kucintai

Engkau kuhormati


Pahlawan-pahlawan tanah airku

Tidakkan kulupakan

Yang telah gugur di medan perang

Mereka membela tanah air

Tanah airku, tanah yang kucintai

Engkau kuhormati


Lirik ini mengungkapkan rasa cinta dan penghormatan terhadap tanah air, serta mengenang perjuangan para pahlawan yang telah berkorban untuk negara.

Kisah Joko Tayub

 Pada suatu waktu, di sebuah desa yang terletak di lereng gunung, hiduplah seorang pemuda bernama Joko. Joko adalah seorang pemuda yang sangat tampan, namun ia dikenal sebagai seseorang yang malas dan tidak memiliki pekerjaan tetap. Meskipun begitu, ia selalu punya cara untuk membuat orang-orang tertawa dan merasa senang dengan kelakuannya yang kocak.

Suatu hari, datanglah sebuah pesta rakyat yang diselenggarakan oleh kepala desa. Pesta itu diadakan untuk merayakan hasil panen yang melimpah dan untuk memanjakan masyarakat desa. Joko, yang selalu merasa tertarik dengan keramaian, segera mendekati tempat pesta tersebut. Namun, saat ia tiba, ia merasa cemas karena tidak memiliki pakaian yang layak untuk acara sebesar itu.

Joko akhirnya mendapatkan ide cemerlang. Ia memutuskan untuk mengenakan pakaian yang terbuat dari bahan seadanya, tetapi ia menghiasnya dengan berbagai macam pernak-pernik warna-warni yang membuatnya terlihat mencolok dan unik. Dengan pakaian tersebut, ia pergi menuju pesta.

Sesampainya di pesta, semua orang langsung terpesona dengan penampilan Joko. Meskipun pakaian yang dikenakannya terkesan aneh, ia tetap berhasil mencuri perhatian banyak orang. Namun, Joko tidak hanya terkenal karena penampilannya yang unik, tetapi juga karena tarian khas yang selalu ia tampilkan di setiap pesta tarian Tayub.

Tarian Tayub adalah tarian tradisional yang menggabungkan gerakan tubuh yang energik dengan irama musik gamelan yang mendalam. Tarian ini sering kali dibawakan oleh penari pria, dan dalam acara tersebut, Joko menjadi satu-satunya pemuda yang berani menari Tayub. Dengan gerakan yang luwes dan penuh semangat, ia memikat hati semua penonton, baik pria maupun wanita. Bahkan, para gadis desa merasa kagum dengan kemampuan menari Joko, dan mereka mulai mendekatinya.

Namun, di balik kesuksesannya, Joko tetap seorang pemuda yang mencari cara mudah dalam hidupnya. Ia tidak benar-benar peduli dengan pekerjaan serius, dan hanya ingin bersenang-senang. Meskipun begitu, bakat menarinya membuatnya terkenal di seluruh desa. Joko akhirnya dipilih oleh kepala desa untuk menjadi penari utama dalam berbagai acara adat di desa tersebut.

Seiring berjalannya waktu, Joko Tayub sebutan yang kemudian disematkan oleh orang-orang kepadanya menjadi simbol dari kegembiraan dan semangat hidup. Ia mengajarkan bahwa meskipun hidup penuh tantangan dan tidak selalu mudah, kita bisa menikmati setiap langkahnya dengan cara kita sendiri. Bakat dan keunikan Joko membuatnya dihormati, tidak hanya sebagai penari, tetapi juga sebagai sosok yang membawa kebahagiaan kepada orang lain.

Dan begitulah kisah Joko Tayub, seorang pemuda yang dengan keunikan dan keceriaannya, berhasil mengubah pandangan orang-orang tentang hidup yang tidak selalu harus serius dan penuh beban, tetapi juga bisa dinikmati dengan penuh keceriaan dan kreativitas.