Di sebuah desa yang dikelilingi sawah dan gunung hijau, hiduplah seorang anak bernama Hasan.
Hasan tinggal bersama ayah dan ibunya di rumah kecil dari kayu.
Setiap pagi, setelah sholat Subuh, Hasan membantu ayahnya menggembalakan kambing di padang rumput.
Hasan suka sekali mengaji. Ia selalu membawa Al-Qur’an kecil di sakunya.
Saat kambing-kambingnya sedang makan rumput, Hasan duduk di bawah pohon sambil membaca ayat-ayat suci.
Suatu pagi yang cerah…
Hasan sedang beristirahat ketika datang seorang Pak Saudagar dari kota. Pak Saudagar terlihat kehausan dan kelaparan.
Hasan cepat-cepat mengeluarkan bekalnya: sepotong roti dan air minum.
“Silakan, Pak. Ini saja yang saya punya, tapi Bapak boleh memakannya,” kata Hasan sambil tersenyum.
Pak Saudagar terharu, lalu berkata,
“Hasan, maukah kamu menjual satu kambingmu padaku? Bilang saja pada ayahmu kalau kambing itu dimakan serigala.”
Hasan terkejut, lalu berkata dengan mantap:
“Tidak, Pak. Ayah saya mungkin tidak tahu, tapi Allah selalu tahu. Saya tidak mau berbohong.”
Pak Saudagar terdiam. Hatinyapun terasa hangat.
Ia pamit dengan senyum, lalu pergi.
Beberapa bulan kemudian, Pak Saudagar datang lagi.
Kali ini ia membawa seekor sapi, uang, dan buku-buku agama untuk Hasan.
“Hasan,” katanya, “Kau telah mengajariku arti kejujuran. Semoga Allah memberkahi hidupmu.”
Tahun demi tahun berlalu… Hasan tumbuh menjadi ulama yang bijak di desanya.
Semua orang mengenalnya sebagai Hasan al-Gembala yang Sholih.
Pesan untuk Anak-anak:
-
Selalu jujur, walaupun tidak ada yang melihat.
-
Takutlah kepada Allah, karena Allah selalu tahu apa yang kita lakukan.
-
Berbuat baik, maka kebaikan akan kembali kepada kita.
0 Comments so far »
Leave a comment