Options:

Lirik lagu Halo-Halo Bandung

Diciptakan oleh : Isma'il Marzuki


Halo-halo Bandung


Ibu kota Periangan


Halo-halo Bandung


Kota kenang-kenangan


Sudah lama beta


Tidak berjumpa dengan kau


Sekarang telah menjadi lautan api


Mari Bung rebut kembali


Halo-halo Bandung


Ibu kota Periangan


Halo-halo Bandung


Kota kenang-kenangan


Sudah lama beta


Tidak berjumpa dengan kau


Sekarang telah menjadi lautan api


Mari Bung rebut kembali


Halo-halo Bandung


Ibu kota Periangan


Halo-halo Bandung


Kota kenang-kenangan


Sudah lama beta


Tidak berjumpa dengan kau


Sekarang telah menjadi lautan api


Mari bung rebut kembali


Mari bung rebut kembali


Mari bung rebut kembali.

Puisi Hari Santri

 Karya : AG1

Di lembah sunyi, suara azan berkumandang,

Santri berkumpul, penuh harapan,
Dengan kitab di tangan, ilmu di hati,
Menebar cahaya, untuk umat berjati.

Langit biru menyaksikan langkah tegar,
Di antara doa, cita-cita membakar,
Membangun bangsa, mengusung bendera,
Santri sejahtera, Indonesia jaya.

Bersama ulama, menuntut hikmah,
Di pondok kecil, terjalin ukhuwah,
Menanam kebaikan, memupuk akhlak,
Dengan semangat, takkan pernah pudar.

Hari santri, kita rayakan,
Dengan penuh cinta, dan perjuangan,
Menyongsong masa depan, penuh berkah,
Santri berjuang, demi dunia dan akhirat.

Kisah Burung Merpati yang Hilang


Di sebuah desa kecil, hiduplah seekor burung merpati bernama Rara. Rara adalah burung yang cantik, dengan bulu putih bersih dan mata yang bersinar cerah. Dia dikenal sebagai burung yang selalu membawa pesan antara penduduk desa dan kota seberang. Setiap pagi, Rara terbang tinggi, menembus langit biru, membawa harapan dan kabar baik.

Suatu hari, saat Rara terbang untuk mengantarkan surat penting dari seorang petani kepada kerabatnya di kota, badai tiba-tiba datang menghampiri. Angin kencang dan hujan deras membuat Rara kesulitan terbang. Dalam kepanikan, dia tersesat jauh dari jalur yang biasa dia tempuh. Setelah badai reda, Rara mendapati dirinya berada di hutan yang asing, jauh dari desa dan rumahnya.

Rara merasa kesepian dan cemas. Namun, dia tahu bahwa dia harus menemukan jalan pulang. Dengan tekad yang kuat, Rara mulai menjelajahi hutan. Di tengah perjalanan, dia bertemu dengan berbagai hewan. Seekor kelinci bernama Kiki menawarkan bantuan. “Ayo, aku tahu jalan keluar dari hutan ini,” kata Kiki. Rara pun mengikuti Kiki dengan penuh harapan.

Dalam perjalanan, mereka juga bertemu dengan seekor rusa yang bijaksana dan burung hantu yang pintar. Rusa memberi Rara semangat, sementara burung hantu memberikan petunjuk arah. Meskipun Rara merasa lelah, dia tidak menyerah. Dia menyadari bahwa persahabatan dan kerjasama adalah kunci untuk mengatasi rintangan.

Setelah berhari-hari berpetualang, Rara akhirnya menemukan jalan keluar dari hutan dan melihat desa kecilnya dari jauh. Dia merasa bahagia dan bersyukur. Dengan semangat baru, Rara terbang secepatnya menuju rumah. Ketika dia tiba, semua penduduk desa menyambutnya dengan suka cita. Mereka sangat khawatir dan merindukan Rara yang selalu membawa pesan-pesan penting.

Rara pun menceritakan petualangannya dan semua hewan yang membantunya. Dia mengajarkan penduduk desa tentang pentingnya persahabatan dan saling membantu. Sejak hari itu, Rara tidak hanya dikenal sebagai burung pengantar pesan, tetapi juga sebagai simbol keberanian dan persatuan.

Dengan semangat yang baru, Rara terus terbang mengantarkan pesan, tetapi kali ini dengan hati yang lebih besar, selalu siap membantu siapa pun yang membutuhkannya.

Lirik Kidung Reksabumi

Mamut rasa kamanungsan  ( Nandang roso kamanungsan)

Murang tata tamah lan durjana ( Tidak sopan santun dan jahat )

Wanawasa jambul gundul ( Hutan lebat digunduli )

Sujanma tan bisa pinilaya ( Manusia tidak bisa dipercaya )

...................................................

Girigeni mawinga-winga (Gunung berapi marah besar )

Kuwanda awut mawut cecer (Mayat berjatuhan terserakan )

Reksabumi ajeg asri  (menjaga alam tetap indah )

Mindha among karsa sagotra ( Seperti menjaga rumah sekeluarga )

Raneh amlas asih tumrap martha (Tiada belas kasih terhadap sesama )

Watek nalendra kang enut abilasa ( Sifat penguasa yang mengikuti hawa nafsu)

Mingkara Hyang Widi jagatnata (Melawan Tuhan Penguasa Alam )

Janaloka datan bedha ladhu karma (Bumi tidak seimbang lumpur gunung berapi berbahaya)

eemmm eemmm..................

Reff

Girigeni mawinga-winga (Gunung berapi marah besar )

Kuwanda awut mawut cecer (Mayat berjatuhan terserakan )

Reksabumi ajeg asri  (menjaga alam tetap indah )

Mindha among karsa sagotra ( Seperti menjaga rumah sekeluarga )

Raneh amlas asih tumrap martha (Tiada belas kasih terhadap sesama )

Watek nalendra kang enut abilasa ( Sifat penguasa yang mengikuti hawa nafsu)

Mingkara Hyang Widi jagatnata (Melawan Tuhan Penguasa Alam )

Janaloka datan bedha ladhu karma (Bumi tidak seimbang lumpur gunung berapi berbahaya)

eemmm eemmm..................



Kereta Malam - Elvy Sukaesih


pernah sekali aku pergi
dari jakarta ke surabaya
untuk menengok nenek disana
mengendarai kereta malam
cuk kicak kicuk kicak kicuk
kereta berangkat
cuk kicak kicuk kicak kicuk
hatiku gembira

cuk kicak kicuk kicak kicuk
kereta berangkat
cuk kicak kicuk kicak kicuk
hatiku gembira

kebetulan malam itu
cuacanya terang bulan
kumelihat kiri kanan
oh indahnya pemandangan
Sayang tak lama kantukku datang
Hingga tertidur nyenyak sekali
Wahai ketika aku terbangun
Rupanya hari pun sudah pagi
Hingga tiada aku sadari
Aku tlah tiba di Surabaya

cuk kicak kicuk kicak kicuk
kereta berangkat
cuk kicak kicuk kicak kicuk
hatiku gembira
cuk kicak kicuk kicak kicuk
kereta berangkat
cuk kicak kicuk kicak kicuk
hatiku gembira



Cublak - Cublak Suweng

 Cublak-cublak suweng adalah tembang dolanan yang sering dinyanyikan anak - anak ,tembang tersebut diciptakan olah Sunan Giri untuk media dakwah menyebarkan agama Islam.

Namun seiring dengan perkembangan zaman saat ini tembang-tembang dolanan sudah mulai ditinggalkan dan tidak tahu cara permainannya.Meskipun sederhana tapi dapat mendidik kepribadian anak dalam pergaulan,Untuk itu marilah kita lestarikan tembang-tembang tersebut sebagai warisan budaya-budaya Bangsa.

Berikut tembang cublak-cublak suweng :

Cublak cublak Suweng
Suwenge teng gelenter

Mambu ketundhung gudhel

Pak empong lera lere

Sapa ngguyu ndelikake

Sir sir pong dhele kopong

Sir sir pong dhele kopong


Sejarah Singkat Berdirinya Negara Malaysia

 Sejarah Malaysia adalah sebuah perjalanan kompleks dan berlapis yang mencerminkan perubahan besar dalam politik, budaya, dan ekonomi dari masa lalu hingga sekarang.

Sejarah berdirinya negara Malaysia adalah kisah yang melibatkan perjalanan panjang dari kerajaan-kerajaan Melayu tradisional hingga kemerdekaan dan pembentukan negara modern. Berikut adalah ringkasan dari proses sejarah tersebut:


1. Kerajaan-Kerajaan Melayu Awal

Sebelum Malaysia berdiri sebagai sebuah negara modern, wilayah yang kini dikenal sebagai Malaysia terdiri dari berbagai kerajaan dan kesultanan Melayu, seperti Kesultanan Melaka, Kesultanan Johor, Kesultanan Perak, dan Kesultanan Kedah. Kerajaan-kerajaan ini telah ada sejak abad ke-15 dan 16 dan memainkan peran penting dalam sejarah awal wilayah tersebut.

Kesultanan Melaka (1400-1511) adalah salah satu kerajaan Melayu yang paling terkenal dan berpengaruh, berperan sebagai pusat perdagangan penting di Asia Tenggara sebelum jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511.

2. Penjajahan Eropa

Pada abad ke-16 hingga ke-19, wilayah Malaysia mengalami penjajahan oleh kekuatan Eropa, termasuk Portugis, Belanda, dan Inggris:

Portugis: Menguasai Melaka dari tahun 1511 hingga 1641.

Belanda: Mengambil alih Melaka dari Portugis pada tahun 1641 dan menguasainya hingga 1795.

Inggris: Menetapkan kekuasaan di Malaya melalui berbagai perjanjian dan penaklukan. Inggris mulai menguasai Semenanjung Malaya secara bertahap pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19.

3. Pembentukan Federasi dan Perang Dunia II

Pada awal abad ke-20, Inggris membentuk Federasi Malaya pada tahun 1895, yang menyatukan beberapa negara bagian Melayu di Semenanjung Malaya di bawah satu pemerintahan kolonial. Federasi ini kemudian menjadi bagian dari Malayan Union pada tahun 1946, yang merupakan upaya Inggris untuk menyatukan semua wilayah Melayu dengan pengaturan yang lebih terpusat.

Namun, Malayan Union tidak disukai oleh banyak orang Melayu dan akhirnya digantikan oleh Persekutuan Tanah Melayu (Federation of Malaya) pada tahun 1948. Persekutuan ini memberikan lebih banyak otonomi kepada negara bagian Melayu dan mengakui hak-hak istimewa orang Melayu.

4. Menuju Kemerdekaan

Setelah Perang Dunia II, gerakan kemerdekaan semakin menguat. Pada tahun 1955, Parti Keadilan Rakyat (PKR) memenangi pemilihan umum pertama dan mulai membentuk pemerintahan.

Pada tanggal 31 Agustus 1957, Persekutuan Tanah Melayu memperoleh kemerdekaan dari Inggris dan menjadi sebuah negara merdeka yang bernama Malaysia.

5. Pembentukan Malaysia

Pada tahun 1963, Persekutuan Tanah Melayu, bersama dengan Sarawak, Sabah, dan Singapura (yang kemudian keluar dari federasi pada tahun 1965 untuk menjadi negara merdeka), membentuk Federasi Malaysia. Pembentukan ini merupakan langkah besar dalam penyatuan wilayah-wilayah yang beragam di Semenanjung Malaya, serta bagian utara pulau Kalimantan (Sarawak dan Sabah).

Singapura mengundurkan diri dari federasi pada 9 Agustus 1965, menjadikannya negara merdeka dan terpisah dari Malaysia.

6. Era Modern

Sejak saat itu, Malaysia telah mengalami berbagai perubahan sosial, ekonomi, dan politik. Negara ini menjadi salah satu negara berkembang dengan ekonomi yang kuat dan masyarakat yang multikultural. Malaysia telah menjalani berbagai reformasi politik dan sosial sambil tetap mempertahankan kestabilan politik dan ekonomi yang relatif tinggi.

Malaysia dikenal karena keanekaragaman budayanya yang kaya, dengan pengaruh dari berbagai kelompok etnis seperti Melayu, Cina, India, dan berbagai komunitas pribumi.



Kisah Malin Kundang Si Anak Durhaka

Di sebuah desa yang terletak di pesisir pantai, hiduplah seorang ibu tua bersama anak laki-lakinya yang bernama Malin Kundang. Mereka sangat miskin, namun ibu Malin Kundang selalu penuh kasih sayang dan berusaha keras untuk memastikan Malin mendapatkan pendidikan yang baik dan makanan yang cukup.

Suatu hari, Malin Kundang memutuskan untuk merantau ke kota besar untuk mencari peruntungan. Dengan tekad yang kuat dan harapan yang tinggi, dia meninggalkan ibunya dan desa mereka yang sederhana. Sebelum pergi, Malin berjanji kepada ibunya bahwa dia akan kembali suatu hari nanti dan membawakan kebahagiaan serta kehidupan yang lebih baik untuk mereka berdua.

Waktu berlalu, dan Malin Kundang ternyata berhasil membuat nama dan kekayaan di kota besar. Dia menjadi seorang pedagang kaya raya, dengan kapal-kapal besar dan barang-barang mewah. Malin lupa pada janji dan kesederhanaan hidupnya yang dulu. Ia mulai merasa malu dengan latar belakangnya dan membuang kenangan akan ibunya yang miskin.

Suatu hari, Malin Kundang kembali ke desanya dengan kapal-kapalnya yang megah, tetapi dia tidak berniat untuk mengunjungi ibunya. Dia merasa malu jika ibunya yang tua dan sederhana harus dilihat oleh orang-orang kaya yang menyertainya.

Di hari yang sama, ibu Malin Kundang mendengar bahwa anaknya telah kembali ke desa. Dengan penuh harapan, ia pergi ke pelabuhan untuk menemuinya. Namun, ketika ibu Malin Kundang mendekat, dia merasa malu dan enggan untuk menyapa ibunya di depan banyak orang. Malin Kundang merasa takut akan penilaian orang-orang jika mereka melihat ibunya yang tidak sesuai dengan status sosialnya.

Dengan hati yang dingin dan penuh kesombongan, Malin Kundang mengabaikan ibunya. Bahkan ketika ibunya memanggilnya dengan penuh rasa harap, Malin Kundang hanya menolak untuk mengakui bahwa wanita tua yang berdiri di depannya adalah ibunya. Dia memerintahkan pengawalnya untuk menyingkirkan ibunya dari kapal dan menutupinya dengan sikap kasar.

Ibunya, yang hancur hatinya karena perlakuan anaknya, berdoa dengan penuh kesedihan dan kemarahan. Dia meminta pada Tuhan agar Malin Kundang mendapatkan pelajaran dari perbuatannya yang durhaka.

Tak lama setelah itu, kapal Malin Kundang yang megah mulai terkena badai. Angin kencang dan gelombang tinggi mengguncang kapal. Malin Kundang yang sebelumnya sombong dan kaya mendapati dirinya tidak berdaya melawan kekuatan alam. Kapalnya hancur dan tenggelam ke dalam laut.

Di atas reruntuhan kapal, Malin Kundang dan anak buahnya berusaha menyelamatkan diri, namun usaha mereka sia-sia. Dalam keadaan putus asa, Malin Kundang menyadari kesalahannya dan menyesali semua yang telah dilakukan terhadap ibunya.

Saat kapal Malin Kundang lenyap dari pandangan, di tempat di mana kapal tersebut tenggelam, tampaklah batu besar yang menyerupai tubuh seorang pria. Masyarakat setempat percaya bahwa batu tersebut adalah Malin Kundang yang berubah menjadi batu sebagai hukuman atas kedurhakaannya kepada ibunya.

Dan begitulah, kisah Malin Kundang yang durhaka kepada ibunya menjadi pelajaran bagi semua orang, bahwa kasih sayang dan penghormatan kepada orang tua adalah hal yang tidak boleh dilupakan, tidak peduli seberapa sukses atau kaya seseorang.

Cerita ini mengandung pesan moral yang kuat tentang pentingnya menghormati dan mencintai orang tua, serta konsekuensi dari tindakan yang tidak menghargai mereka.

Rangkuman Sejarah Teknologi Digital

Sejarah teknologi digital dimulai pada abad ke-20 dengan perkembangan komputer dan jaringan komunikasi. Berikut rangkuman singkatnya:

  1. Komputer Awal (1930-an - 1940-an):

    • Komputer pertama, ENIAC, dikembangkan pada tahun 1940-an.
    • Penggunaan tabung vakum untuk proses komputasi.
  2. Perkembangan Transistor (1950-an - 1960-an):

    • Ditemukannya transistor menggantikan tabung vakum, memungkinkan komputer lebih kecil dan efisien.
    • Puncaknya adalah pengembangan Integrated Circuit (IC) oleh Jack Kilby dan Robert Noyce pada tahun 1958.
  3. Era Mikroprosesor (1970-an):

    • Mikroprosesor diperkenalkan (Intel 4004 pada tahun 1971), memungkinkan komputer pribadi dan industri.
  4. Revolusi Internet (1990-an):

    • Tim Berners-Lee mengembangkan World Wide Web pada tahun 1990, memulai era internet.
    • Komunikasi global dan pertukaran informasi berkembang pesat.
  5. Perangkat Bergerak (2000-an):

    • Perkembangan telepon pintar (smartphone) seperti iPhone pada tahun 2007.
    • Mobilitas dan konektivitas digital semakin meningkat.
  6. Internet of Things (IoT) (2010-an - Sekarang):

    • Perangkat yang terhubung ke internet dan saling berkomunikasi (IoT) mulai mendominasi.
    • Teknologi kecerdasan buatan (AI) dan komputasi awan semakin diterapkan.
  7. Masa Depan (2020-an dan seterusnya):

    • Perkembangan dalam kecerdasan buatan, komputasi kuantum, dan teknologi berbasis biologi diperkirakan akan mempengaruhi masa depan teknologi digital.

Rangkuman ini mencakup peristiwa penting dalam sejarah teknologi digital yang telah membentuk dunia modern kita saat ini.

Lirik Mars PGRI dan Lirik Hymne PGRI

Sejarah Berdirinya PGRI

PGRI singkatan dari Persatuan Guru Republik Indonesia, PGRI didirikan pada tanggal 25 November 1945,awal berdirinya PGRI pada saat pendudukan pasukan belanda ke tanah air kita, pada saat itu bernama Persatuan Guru Hindia Belanda atau disingkat (PGHB) pada tahun 1912. Sebelum merdeka nama PGHB berubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) pada tahun 1932.

Kemunculan organisasi PGHB saat itu karena adanya perjuangan dari para guru-guru pribumi terhadap pendudukan kolonial Belanda. Anggotanya adalah guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan penilik sekolah. Mereka pada umumnya bekerja di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua.

Dengan berdirinya organisasi PGHB tersebut membuat semangat orang-orang pribumi yang berjiwa pendidik mendirikan organisasi-organisasi guru yang bercorak keagamaan, kebangsaan dan sebagainya.

Dengan munculnya organisasi ini , hak dan keberadaan guru-guru pribumi menjadi perhatian pemerintahan Belanda pada saat itu. Misalnya saja Kepala HIS ( Hollandsch-Inlandsche-School ) yaitu sekolah pada zaman penjajahan Belanda, yang sebelumnya sering dijabat oleh orang-orang Belanda mulai dipercayakan kepada orang Indonesia.

Selanjutnya, pada tahun 1932 terjadi pergantian nama dari Persatuan Guru Hindia Belanda menjadi Persatuan Guru Indonesia ( PGI ). Perubahan nama tersebut membuat pemerintah Belanda tidak senang karena memasukkan kata Indonesia menggantikan kata Hindia Belanda, karena dianggap memiliki kesan Nasionalisme. Namun demikian ,organisasi guru tersebut tetap berjalan.

Semenjak pendudukan Jepang sebagai penjajah ke Indonesia menggantikan Belanda, semua bentuk organisasi dilarang termasuk juga PGI. Sejak saat itu organisasi PGI vakum. Namun setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, dilakukan Kongres Guru di Surakarta pada tanggal 14-25 November 1945.

Hasil dari Kongres tersebut yaitu menghapus semua organisasi dan kelompok guru dengan segala coraknya, kemudian menggantinya dengan organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Dengan demikian, semenjak adanya kongres tersebut semua guru Indonesia menyatakan bersatu dalam wadah PGRI, yang mana setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional berdasarkan Keputusan Presiden nomor 78 Tahun 1994.

Berikut di bawah ini Mars PGRI dan Hymne PGRI

Lirik Mars PGRI

mars PGRI diciptakan oleh Basuki Endro Pranoto

PGRI abadi

tetap mempersatukan diri

Dengan nama nan sentosa

lahir negara kita

PGRI abadi

bernaung di bawah sang panji

Sinar surya nan merata

anggotanya bersama

Wahai kaum guru semua

bangunkan rakyat dari g’lita

Kita lah penyuluh bangsa

pembimbing melangkah ke muka

Insyaflah ‘kan kewajiban kita

mendidik mengajar p’tra putri

Kita lah pembangun jiwa

pencipta kekuatan negara

Lirik Hymne PGRI

hymne guru diciptakan oleh Deni Setia


Bagai secercah cahya

Bagai sebutir embun

Di dalam alam gelap bumi gersang

Pewujud mimbar cendekia

Pembakti karya mulia

Bagi bangsa indonesia

Oh Tuhan... berkatilah dia

Oh Tuhan... lindungilah dia

Dirgahayu PGRI

Dirgahayulah dikau

Dirgahayu selamanya

Dirgahayu selamanya

  

Kidung Wahyu Kolo Sebo

Kidung Wahyu Kolosebo adalah Pesan Tuhan yang berisi petunjuk bagi manusia ketika menghadap Tuhan yang Maha Esa, yakni Allah SWT. Syair ini kerap digunakan oleh Sunan Kalijaga selama berdakwah dan mengajak masyarakat untuk memeluk agama Islam.

Berikut syairnya :

Rumekso ingsun laku nisto ngoyo woro
Kelawan mekak howo
Howo kang dur angkoro
Senadyan setan gentayangan
Tansah gawe rubeda
Hinggo pupusing jaman

Hameteg ingsun nyirep geni wiso murko
Maper hardening ponco
Saben ulesing netro
Tinambaran sih kawelasan
Ingkang paring kamulyan
Sang Hyang Jati Pengeran

Jiwanggo kalbu, samudro pepuntoning laku
Tumuju dateng gusti
Dzat Kang Amurbo Dumadi

Manunggaling kawulo gusti
Krenteg ati bakal dumadi
Mukti ingsun
Tanpo piranti

Sumebyar ing sukmo madu sarining perwito
Maneko warno prodo
Mbangun projo sampurno
Sengkolo tido mukso
Kolobendu nyoto sirno
Tyasing roso mardiko

Mugiyo den sedyo pusoko Kalimosodo
Yekti dadi mustiko
Sajeroning jiwo rogo
Bejo mulyo waskito
Digdoyo bowo leksono
Byar manjing sigro-sigro

Ampuh sepuh wutuh
Tan keno iso paneluh
Gagah bungah sumringah
Ndadar ing wayah-wayah

Satriyo toto sembodo
Wirotomo katon sewu kartiko
Kataman wahyu Kolosebo

Kidung wayuh kolo sebo
Kidung wayuh kolo sebo

Memuji ingsun kanthi suwito linuhung
Segoro gando arum
Suh rep dupo kumelun
Tinulah niat ingsun
Hangidung sabdo kang luhur
Titahing Sang Hyang Agung

Rembesing tresno
Tondo luhing netro roso
Roso rasaning ati
Kadyo tirto kang suci
Kawistoro jopo montro
Kondang dadi pepadang
Palilahing Sang Hyang Wenang

Nowo dewo jawoto
Tali santiko bawono
Prasido sidhikoro
Ing sasono asmoroloyo

Sri Narendro Kolosebo
Winisudo ing gegono
Datan gingsir
Sewu warso

 


Alamate Anak Sholeh

 Alamate anak sholeh iku papat

Bakdane mukmin anut ing syariat

Kang dihin lisane alus ngendikane

Kapindo mulyaaken ing wong tuwane

Alamate anak sholeh iku papat

Bakdane mukmin anut ing syariat

Kang dihin lisane alus ngendikane

Kapindo mulyaaken ing wong tuwane

يا رسول الله سلام عليك

يا رفيع الشان والدرج

عطفة يا جيرة العلم

يا أهيل الجود والكرم

Kaping telu asih ing bocah cilik-cilik

Uga marang sedulur gawe becik

Kaping telu asih ing bocah cilik-cilik

Uga marang sedulur gawe becik

Kaping papat ngamalaken ing ilmune

Dadi tanggung jawab ora ngawulane

Kaping papat ngamalaken ing ilmune

Dadi tanggung jawab ora ngawulane

يا رسول الله سلام عليك

يا رفيع الشان والدرج

عطفة يا جيرة العلم

يا أهيل الجود والكرم

Iku saking ulama aweh pitutur

Alamate bocah dadi jujur

Iku saking ulama aweh pitutur

Alamate bocah dadi jujur

Muga-muga kita bisa ngelampahi

Donya akhirat nemuhi bilahi

Muga-muga kita bisa ngelampahi

Donya akhirat nemui bilahi

يا رسول الله سلام عليك

يا رفيع الشان والدرج

عطفة يا جيرة العلم

يا أهيل الجود والكرم

Iku saking ulama aweh pitutur

Alamate bocah dadi jujur

Iku saking ulama aweh pitutur

Alamate bocah dadi jujur

Muga-muga kita bisa ngelampahi

Donya akhirat nemui bilahi

Muga-muga kita bisa ngelampahi

Donya akhirat nemuhi bilahi

يا رسول الله سلام عليك

يا رفيع الشان والدرج

عطفة يا جيرة العلم

يا أهيل الجود والكرم

Lirik Lagu Maju Tak Gentar

 Lagu Maju Tak Gentar merupakan lagu perjuangan,yang sering dikumantangkan saat-saat menjelang peringatan HUT Republik Indonesia.

Lagu Maju Tak Gentar diciptakan oleh Cornel Simanjuntak tahun 1944,lirik-lirik yang terdapat dalam lagu tersebut menggambarkan semangat yang membara dalam perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Berikut lirik lagu Maju Tak Gentar :

Maju tak gentar

Membela yang benar

Maju tak gentar

Hak kita diserang

Maju tak serentak

Mengusir penyerang

Maju serentak

Tentu kita menang


Bergerak bergerak

Serentak serentak

Menerkam menerjang


Tak gentar tak gentar

Menyerang menyerang

Majulah majulah menang

Diketahui, Cornel Simanjuntak adalah pemimpin Angkatan Pemuda Indonesia (API) cabang Tanah Tinggi bermarkas di Menteng 31. Ia bersama para pemuda aktif lainnya berusaha memberi penerangan tentang makna kemerdekaan kepada masyarakat di Karawang hingga kota lain.

Atas jasanya, Cornel Simanjuntak memperoleh kehormatan piagam Satya Lencana Kebudayaan yang setingkat dengan Bintang Gerilya. Dengan lagunya tersebut, Cornel Simanjuntak berusaha membangkitkan pejuang lain di tengah pergolakan.